Halaman

Ahad, 10 Julai 2011

DOSA YANG LEBIH BESAR DARI BERZINA



Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menagkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, bad...an yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah merosakkan hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk".

Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Saya takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina.

Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik. Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut.

Dia terantuk-hantuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?" "Ada!" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran."Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina" Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyedari, orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sholat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)

Dalam hadis Nabi S.A.W disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah. Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubuilaiik..

Proses Hati Proses iman



Saya bersama lapan lagi sahibah seusrah duduk menikmati udara malam.

"Saidina Umar dulu, pernah beliau bawa sahabat duduk dalam satu bilik dan bertanya, kalaulah kamu diberi peluang membuat permintaan, apa yang kamu minta?" Saya bersuara. Satu persatu wajah sahibah saya pandang.

"Perabot."
"Keselesaan."
"Ukhwah."

Pelbagai jawapan yang muncul, menggamitkan suasana.

"Betul, semua betul. Mumtaz." Ayat saya berhenti sebentar di situ.

"Tapi... Sahabat menjawab, aku mahu bilik ini dipenuhi dengan emas, supaya aku boleh gunakannya untuk Islam. Saidina Umar berkata lagi, buatlah permintaan! Sahabat pun menjawab, aku mahu bilik ini dipenuhi dengan berlian supaya aku boleh gunakannya untuk Islam, dan sekali lagi Saidina Umar berkata, buatlah permintaan! Sahabat bingung dan membalas, Aku sudah tidak tahu mahu berkata apa lagi wahai Amirul Mukminin, apakah permintaanmu pula?"

Wajah semua sahibah saya tatap. "Agak-agak antum Saidina Umar nak apa?"

Semua diam, menanti bicara saya selanjutnya.

"Saidina Umar pun berkata, aku mahu bilik ini dipenuhi oleh manusia yang seperti Abu Ubaydah dan Muaz bin Jabal supaya aku boleh menghantar mereka untuk Jihad!"

Sahibah senyum, mengerti makna yang tersirat.

Sumber manusia adalah lebih penting dari kebendaan!

Segala kemaksiatan dan jenayah yang berlaku rata-ratanya berpunca dari permasalahan hati. Hati yang rosak dan hitam, mana mungkin dapat merasai lagi segala dosa yang dilakukan. Sensitiviti yang ada pada hati sedikit demi sedikit hilang dek kebiasaan dosa.

Hati, Ibarat sebuah cermin.

Cermin yang bersih dan bersinar, jika kita lihat ke dalamnya dan tiba-tiba pula ada jerawat baru di wajah kita, kita pasti nampak. Kita bolehlah picit ke, letak T3 ke, :)

Tapi... Jika cermin itu kotor dan berhabuk, kita lihatlah ke dalamnya, ada jerawat 5 biji baru naik pun susah untuk dilihat. Jadi payahlah untuk kita mengesan kekotoran di wajah.

Apabila hati kotor... dosa menjadi biasa, maksiat berleluasa.

Semuanya gara-gara sekeping hati yang sudah bertukar wajahnya. Hitam, kelam, sekelam masa depan yang semakin tenggelam.

Masyarakat yang kucar-kacir, Pemimpin yang pecah amanah, Pelajar yang memberontak sini-sana, Kes bunuh diri. Dan bermacam lagi...

Semua itu berpunca daripada satu perkara : HATI

Kerana itu terdapat satu hadith:

Dalam setiap badan manusia itu ada seketul daging, jika baik daging itu maka baiklah keseluruhannya, jika buruk daging itu maka buruklah keseluruhannya. Itu adalah HATI

Bersihkan Hati

Dosa adalah ibarat racun yang memakan diri, manakala hati pula adalah salah satu perkara yang amat sukar untuk dijaga.

Tsabit bin Qurah berkata : Kerehatan badan adalah dengan kurangnya makan, kerehatan jiwa adalah dengan kurangnya dosa dan kerehatan lidah adalah dengan kurangnya bercakap.

Berilah setiap kerehatan itu kepada diri, moga kelak hati suci kembali. Jika lalai ubatnya adalah dengan menyedari tugas yang Allah beri, Maka ubatlah hati yang penuh dosa dengan bertaubat kepada Ilahi!

Bersihkan hati, bersihkan diri. Ayuh menjadi 'sumber manusia' yang berharga untuk Islam.

Wallahu'alam.